KERAJAAN MATARAM
Kerajaan Mataram Islam adalah salah satu kerajaan yang dahulu pernah berjaya dalam sejarah Indonesia. Kerajaan yang diperkirakan telah berdiri semenjak abad ke-15 tersebut berpusat di Kota Gede, Yogyakarta.Meskipun cukup terkenal dalam cerita-cerita sejarah mengenai Kerajaan Mataram Islam, namun ternyata tidak sedikit dari masyarakat yang tidak mengetahui mengenai kerajaan ini. Lantas seperti apa sejarah Kerajaan Mataram Islam?
Berikut ini sejarah, pendiri, dan kejayaan hingga keruntuhan Kerajaan Mataram Islam, dikutip dari jurnal 'Sejarah Agama Islam di Kerajaan Mataram pada Masa Panembahan Senapati, 1584-1601' oleh Rizal Zamzami (2018) dan jurnal 'Sejarah Perkembangan Mataram Islam Kraton Plered' oleh Siswanta (2019), Jumat (19/5/2023).
Sejarah dan Pendiri Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam berawal dari sebidang tanah perdikan yang diberikan oleh Sultan Adiwijaya dari Kesultanan Pajang kepada Ki Pemanahan sebagai bentuk balas jasa karena telah membantu dalam melakukan perlawanan terhadap Arya Penangsang.Sebidang tanah tersebut dulunya merupakan hutan atau alas bernama mentaok, kemudian oleh Ki Pemanahan dilakukan pembabadan atau biasa disebut dengan babad alas. Tidak kurang selama 7 tahun Ki Pemanahan membangun Mataram dan menjadikannya sebagai pusat kekuasaan baru yang diberi nama Kota Gede.Selanjutnya setelah Ki Pemanahan wafat pada tahun 1584 Masehi, ia digantikan oleh putranya yang bernama Sutawijaya. Ternyata selama dipimpin oleh Sutawijaya, Mataram berhasil berkembang dan mampu mengalahkan Kerajaan Pajang. Dengan demikian Sutawijaya naik takhta setelah merebut wilayah Pajang dari Hadiwijaya dengan gelar Panembahan Senopati. Pada saat itu wilayah Kerajaan Mataram hanya hutan mentaok dan bekas Kerajaan Pajang.
KEJAYAAN
Di masa pemerintahan Sultan Agung Kerajaan Mataram Islam mengalami puncak kejayaan. Pada masa itu Kerajaan Mataram Islam berhasil melakukan perluasan wilayah dan menguasai daerah Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, Jawa Barat, dan Madura. Sultan Agung juga turut aktif dalam melakukan perlawanan terhadap kependudukan VOC di wilayah Batavia. Tercatat Kerajaan Mataram Islam telah melakukan serangan sebanyak dua kali ke Batavia.Selain itu, Kerajaan Mataram Islam juga berhasil menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan sejumlah kerajaan lainnya di Pulau Jawa seperti Kerajaan Banten dan Kerajaan Cirebon. Meskipun belum berhasil mengalah VOC di Batavia, namun selama pemerintahan Sultan Agung telah berhasil membawa Kerajaan Mataram menjadi kerajaan Islam yang cukup besar di tanah Jawa.
KERUNTUHAN
erkenal sebagai salah satu kerajaan yang aktif melakukan perlawanan terhadap VOC, namun menjelang keruntuhannya Kerajaan Mataram Islam justru meminta bantuan terhadap VOC. Masa-masa keruntuhan Kerajaan Mataram Islam sudah mulai terlihat ketika pemerintahan Sultan Agung berakhir dan dilanjutkan oleh putranya yang bergelar Kanjeng Susuhunan Prabu Amangkurat Agung atau biasa disebut dengan Amangkurat I.Tanda-tanda kemunduran, yakni dengan adanya serangan yang dilakukan oleh Trunojoyo berhasil memporak-porandakan pertahanan Keraton Plered yang merupakan istana dari Kerajaan Mataram Islam. Atas peristiwa tersebut kemudian Amangkurat I pergi dan melarikan diri dari Keraton Plered serta meminta perlindungan dari pihak VOC.Akhirnya Amangkurat I meninggal dalam masa pelariannya di Tegal pada tahun 1677. Kemudian digantikan oleh putra mahkota Kerajaan Mataram Islam dengan gelar Amangkurat II dan diterima sebagai bangsawan Jawa di Tegal.Secara umum keruntuhan Kerajaan Mataram Islam ditandai dengan disepakatinya Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 yang membagi Kerajaan Mataram Islam menjadi dua bagian yakni Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
mantb kiiiyy
ReplyDelete